Senin, 08 September 2008

Ngantor

Dari kecil, aku sudah membayangkan diriku menjadi wanita bekerja. Awalnya pengen jadi guru, gara-gara aku punya guru favorit di sekolah. Tapi setelah lulus SMU, aku lebih memilih pendidikan dengan ikatan dinas dikarenakan berbagai alasan.

Aku cukup menikmati kehidupanku. Saat memutuskan untuk menikahpun, yang ada dalam pikiranku ya tetap menjadi wanita bekerja. Sampai Fe lahirpun, belum ada keinginan untuk keluar dari pekerjaanku. Tapi setelah Fa lahir dan Fe beranjak besar, dan lebih lagi setelah aku mengenal konsep homeschooling, keinginan untuk keluar dari pekerjaan menjadi semakin tumbuh. Alasan utamanya sudah tentu ingin mendampingi anak-anak di rumah. Melihat mereka tumbuh dari hari ke hari. Keinginan yang cukup manusiawi menurutku.

Jam kerja instansiku dan suami cukup panjang, dari 07.30 sampai 17.00. Saat Fe masih bayi, alhamdulillah aku masih bisa cukup meluangkan waktu. Ditempatkan di luar Jawa, dengan jarak kantor dan rumah dinas yang cukup dekat, masih memungkinkanku untuk berangkat jam 07.15, menyempatkanku pulang saat jam makan siang, dan jam 17.10 sudah bebas bermain dengan Fe di rumah. Tapi setelah kembali ke Jakarta, setiap hari berjuang melewati kemacetan, jam 06.15 berangkat, jam 18.15 baru kembali sampai rumah. Itupun dengan sisa-sisa tenaga tidak cukup online saat bermain dengan anak-anak. Bfffff....

Tapi, sepertinya keadaan belum mendukung keputusanku untuk keluar dari pekerjaan. Mungkin cukuplah ini sebagai wacana atau keinginan yang tertunda entah sampai kapan.




Tidak ada komentar: