Kamis, 19 Agustus 2010

Antara Fe, Puasa, dan Kemerdekaan

Ramadhan kali ini, jadi Ramadhan pertama Fe (5 tahun 7 bulan) belajar puasa setengah hari. Tentunya tidak mudah. Pekan pertama berjalan lumayan lancar. Bangun sahur tanpa dipaksa, disuapi dengan setengah merem. Bertahan secara bertahap dari buka pukul 11.30, kemudian pukul 12.00 dan terakhir bertahan sampai pukul 02.00. Semua dilakukan tanpa paksaan dan dengan sedikit rayuan. Reward yang Fe dapat adalah Rp. 10.000,00 setiap hari. Namun pada hari ketujuh, bertepatan dengan 17 Agustus, Fe mulai merengek jika melihat Fa makan. Mulai tergoda dengan jajanan. Mulai sering mengeluh.
Mungkin karena bertepatan dengan Hari Kemerdekaan, kami mulai memikirkan makna dari kemerdekaan dan belajar bagi Fe. Dengan memaksakan baik secara keras maupun lembut, kami merasa kemerdekaan Fe untuk berpikir, bertindak dan bertanggung jawab atas tindakannya telah kami rebut. Maka kami memutuskan untuk memberikan pilihan kepada Fe, yaitu yang pertama Fe boleh tidak puasa kalau memang dia tidak mau. Dengan syarat jika dia makan harus di dalam rumah dan tidak mendapatkan reward hariannya. Yang kedua, jika Fe berniat berpuasa, maka sebelum tidur Fe harus berniat, berjanji akan bangun sahur tanpa dipaksa, tidak mengeluh selama berpuasa dan tentunya mendapatkan reward hariannya. Kami menegaskan bahwa Fe masih dalam tahap belajar, jadi tidak dipaksakan. Alhamdulillah Fe memilih untuk berpuasa.
Dengan memberikan kemerdekaan memilih, semoga bisa membentuk Fe menjadi pribadi yang mampu berpikir dengan benar dan bertanggung jawab atas semua tindakannya. Semoga Fe menjadi anak yang sholeh.